Sabtu, 07 Desember 2013

Pembiakan dengan Stek



PEMBIAKAN DENGAN STEK
A.    Pendahuluan
1.     Latar Belakang
Pembiakan vegetative merupakan proses alami, pada tanaman lain sedikit banyak dapat dilakukan secara buatan.  Dalam pembiakan vegetative (aseksual) merupakan dasar dari pembikan vegetative yang memungkinkan tanaman-tanaman memuliakan dirinya dengan regenerasi jaringan-jaringan dari bagian-bagian tanaman yang hilang. Pada pembiakan vegetatif ini, bagian-bagian tanaman yang digunakan adalah cabang/batang, pucuk, daun, umbi dan akar yang dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, akulasi, rundukan dan kultur jaringan.
Pembiakan aseksual atau pembiakan secara tak kawin adalah dasar dari pembiakan vegetative, memungkinkan tanaman-tanaman memulikan dirinya dengan regenerasi dari jaringan-jaringan dan bagian-bagian yang hilang.  Pembiakan ini terjadi dengan menggunakan bagian tumbuh induknya.  Pada banyak tanaman, pembiakan vegetative merupakan prose salami, sedangkan pada tanaman lain sedikit banyak secara buatan.  Cara-cara pembiakan vegetative sangatlah banyak dan pemilihan cara tergantung pada tanahnya dan tujuan pembiakan. Pembiakan vegetative tanaman dapat terjadi secara alamiah atau dibuat oleh manusia.  Secara alamiah perkembangan terjadi melalui pembelahan sel, spora, tunas, rhizome dan geragih sedangkan pembiakan vegetative buatan dimanfaatkan melalui cara stek, cangkok, akulasi dan menyambung.
Keuntungan-keuntungan pembiakan vegetative antara lain adalah bahan-bahan heterozigot dapat dilestarikan tanpa pengubahan pembiakan vegetative lebih baik dibandingkan pembiakan secara generative.  Karena pada pembiakan vegetative satu tumbuhan induk dapat menghasilkan beberapa individu baru dalam waktu yang cukup singkat, banyak tanaman yang dikembangkan secara vegetative dapat melestarikan sifat hasil yang dimiliki oleh tanaman induk.
Pembiakan vegetative ini hanya dilakukan pada tanaman-tanaman yang sulit diperbanyakan dengan biji, dan kalau dapat selalu mengadakan pemisahan sifat sebagai akibat sifatnya yang menyebuk silang, misanya rambutan dan lain sebagianya.  Dengan tujuannya mendapat tanaman-tanaman yang serupa dengaan sifat-sifat induknya, memperbaiki sifat tanaman.
Stek (cutting) adalah suatu teknik mengusahakan perakaran dan bagian-bagian tanaman (cabang, daun, pucuk dan akar) yang mengandung mata tunas dengan memotong dari induknya untuk tanaman, sehingga akan diperoleh tanaman baru.  Menurut bentuknya, setek dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain adalah stek akar, stek daun, stek batang, stek umbi dan stek pucuk. Perbanyakan secara stek akan diperoleh tanaman yang baru yang sifatnya seperti induknya.  Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai dapat menjadi tanaman yang sempurna dan menghasilkan bunga dan buah.
Stek batang adalah stek yang menggunakan bagian dari batang tanaman, sebagian orang menyebutkan dengan stek cabang.  Umumnya tanaman yang dikembangbiakan dengan stek cabang adalah tanaman berkayu.  stek cabang ini meliputi stek cabang yang telah tua dan cabang yang setengah tua. Batang yang dipilih untuk stek batang adalah biasanya mempunyai umur kurang lebih satu tahun.  Cabang yang terlalu tua tentunya kurang baik untuk distek karena sulit untuk membentuk akar sehingga memerlukan waktu lama, sedangkan cabang terlalu muda (tekstur lunak) proses penguapan sangat cepat sehingga stek menjadi lemak dan akhirnya mati.
Stek batang banyak digunakan untuk memperbanyak tanaman hias dan tanaman buah.  Syarat multah tanaman yang akan diperbanyak secara stek batang adalah harus memiliki cambium batang, cabang atau ranting yang ideal untuk bahan stek harus memenuhi syarat berikut : tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dengan umur tanaman sekitar 1 tahun dan batangnya berwarna kehijaun, sehat yaitu bebas dari hama dan penyakit,subur, dan tidak tergantung keadaan efisiensi atau kekurangan salah satu unsure yang diperoleh tanaman, diameter  bahan stek sekitar 0,5 cm dan bahan stek harus memiliki cukup bakal  tunas.
2.     Tujuan
Praktikum tentang pembiakan dengan stek mempunyai tujuan :
a.      Untuk mengenal dan mempelajari teknik pembiakan vegetatif, macam tanaman yang dapat dikembangbiakan dengan stek.
b.     Untuk mengetahui dan mempelajari pertumbuhan stek yang berasal dari stek batang tanaman murbei, mawar dan melati.
3.     Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum pembiakan dengan stek dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Mei 2012 pukul 15.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.


B. Tinjauan Pustaka
Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus dan teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana, perbanyakan tanaman dengan stek ini mempunyai berbagai keunggulan seperti dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah dan berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit (Effendi. S, 1985).
Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu perbanyakan tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana akar serabut pertumbuhan tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung seperti angin kencang, tanah selalu jenuh, dsb sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan dalam perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah
(Najiati, S. 1995).
Akar adventif adalah akar yang muncul kerna adanya perlukaan, dimana pada stek batang berasala dari sekelompok sel yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman yang kemudian kelompok sel berkembang menjadi sel merismatik. Pada kebanyakan tanaman, inisiasi akar dan akar adventif terjadi setelah stek dibuat, yang disebut dengan akar yang diinduksi (induced root) atau akar yang muncul karena adanya perlukaan. Pembentukan akar adventif dibatasi oleh faktor-faktor inherent (faktor bawaan dari tanaman) yang tidak ditranslokasikan didalam jaringan tanaman. Namun, pembentukan akar adventif dapat dikatakan bahwa interaksi antara faktor-faktor yang tidak bergerak (immobile) yang terletak didalam sel yang berupa enzim-enzim tertentu dan nutrien serta faktor-faktor endogen yang mudah ditranslokasikan yang saling berinteraksi untuk menciptakan kondisi yang favorable untuk perakaran
(Winners, 1975).
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar dapat merangsang sintesis protein dan roduksi RNA. Dalam perkembangbiakan vegetaatif secara stek memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek pada tanaman  antara lain sebagai berikut :
a.    Faktor endogenus
b.   Faktor hormon
c.    Faktor lingkungan
d.   Faktor dari nutrisi tanaman stok
e.    Faktor dari food reserve
f.    Faktor darikemampuan memobilisasi food reserve 
(Anonim, 2008).



C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1.     Alat
a.   Polybag
b.   Penggaris
c.   Kertas label
d.   Ember untuk perendaman
e.   Pisau / silet
2.     Bahan
a.   Batang tanaman murbei, mawar dan melati @ ± 20 – 30 cm
b.   ZPT (root-up)
c.   Kompos
d.   Tanah
e.   Air
3.     Cara Kerja
a.   Menggemburkan tanah sesuai prosedur pengolahan tanah.
b.   Memasukkan tanah tersebut bersama kompos dengan perbandingan 2 : 1 ke dalam polybag.
c.   Mengaduk tanah dengan rata kemudian membasahi tanah dengan air secukupnya.
d.   Membuat irisan runcing batang bawah pada masing-masing batang murbei, mawar dan melati.
e.   Mencairkan ZPT (root-up) dengan air di dalam ember.
f.    Mengoleskan batang yang sudah diruncingkan ke dalam ember berisi rendaman ZPT (root-up).
g.   Menanam pada polybag yang sudah disediakan.
h.   Memelihara hingga tumbuh dan berbunga.



D.      Hasil Pengamatan
Tabel 5.1. Hasil pengamatan pada tanaman stek
No
Komoditas

Variabel yang diamati
Jumlah

Pertumbuhan
Akar
Tunas
Daun
Pucuk
Tengah
Pangkal
1
Melati
-
-
-
Mati
Mati
Mati
2
Mawar
3
2

11
Segar
Segar, di ruasnya terdapat tunas
Segar, terdapat akar
3
Murbei
25


9
Segar
Segar, terdapat tunas pada ruasnya
Segar, terdapat akar









Sumber : Laporan Sementara



E.      Pembahasan
Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar. Stek dapat dibedakan berdasarkan pada bagian dari tanaman yang dijadikan bahan stek, yaitu stek akar, stek batang, stek pucuk, stek daun, stek umbi dan sebagainya. Stek yang dilakukan pada bagian atas tanaman seperti stek pucuk, stek batang dan lain-lain, bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sistem perakaran baru. Sementara stek yang dilakukan pada bagian bawah tanaman seperti stek akar bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sistem bagian atas tanaman. Sementara stek daun bertujuan untuk pembentukan sistem perakaran dan batang tanaman. Keuntungan pembiakan melaui stek adalah murah, dapat dilakukan dengan cepat, sederhana dan tidak memerlukan tenaga terlatih. Selain itu pembiakan vegetatif melalui stek dapat menghasilkan tanaman yang sempurna dengan akar, daun dan batang dalam waktu relatif singkat serta bersifat serupa dengan induknya.
Stek merupakan salah satu cara memperoleh perakaran tanaman dari suatu bagian tanaman (cabang, pucuk, daun, atau akar) dengan memotong bagian tanaman tersebut dari induknya dan menanamnya dalam suatu media persemaian. Media persemaian untuk stek yang biasa digunakan adalah pasir atau campuran pasir dengan humus. salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan stek adalah mencegah terjadinya penguapan yang terlalu tinggi pada stek tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi kelembaban udara di sekitar media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang tanaman: 1) Siapkan wadah persemaian yang telah berisi media berupa campuran pasir dan humus dengan perbandingan 3 : 1. 2) Tentukan satu atau beberapa bagian tanaman yang akan distek. 3) Pilihlah satu bagian cabang taniman yang sehat dari tanaman yang akan distek. 4)Buatlah beberapa potongan cabang yang telah dipilih tadi, masingmasing panjangnya sekitar 10-20 cm tergantung panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah dari potongan dibuat runcing untuk memperluas tempat tumbuhnya akar. Setiap potongan cabang dapat disertai dengan daun atau tidak. Potongan cabang yang disertii daun, jumlah daunnya diusahakan tidak terlampau banyak. 5) Tanamkan potongan-potongan cabang tadi pada baki persemaian yang telah disediakan, kemudian tutuplah baki tersebut dengan kaca atau plastik bening untuk menjaga kelembaban di sekitar persemaian. (untuk stek daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan Iangkah di atas).
Kegagalan dalam melakukan stek kemungkinan disebabkan karena batang stek yang masih muda, temperatur yang terlalu tinggi, kurangnya ketersediaan air bagi batang yang telah distek, gunting stek tidak tajam sehingga batang yang akan distek memar. Pada dasarnya cara perbanyakam stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan. Selain itu penyebab kegagalan stek yaitu tanaman yang di stek tidak sehat terdapat bercak merah pada tanaman utama saat kulitnya di buka setelah di sayat/dipotong, tanaman yang di stek bagian yang telah dibelah/disayat terkena/kemasukan sesuatu, terlalu lama dalam memasang tetapi tidak di ulang, entres yang di pakai terlalu tua.
Keberhasilan perbanyakan dengan cara setek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan setek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada setek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara setek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama dan atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan setek tinggi.
Dari data yang diperoleh dari stek tanaman mawar ternyata tanaman mawar pada bagian pangkalnya ditumbuhi akar, sedangkan bagian tengah tepat pada ruas batangnya ditumbuhi dua tunas. Tunas ini muncul pada minggu ke-3 setelah tanam. Tunas tersebut tumbuh dengan subur dan segar ini dikarenakan tumbuhan tersebut disirami secara teratur tiap harinya selain itu sebelum ditanam tanaman tersebut diberi ZPT terlebih dahulu agar dapat tumbuh lebih cepat. Sedangkan pada pucuknya tidak muncul atau tumbuh tunas ini disebabkan karena pada pucuk hanya mengandung sedikit karbohidrat sehingga tunas sulit tumbuh pada bagian tersebut.
Murbei murbei atau besaran dengan nama latin Morus alba L dan nama Cinanya Sang ye, sangat dikenal daunnya sebagai makanan ulat sutera. Bagi kesehatan manusia, daun murbei muda yang juga disebut Sang ye, enak disayur dan berkhasiat untuk meluruhkan kentut, peluruh keringat, peluruh kencing, mendinginkan darah, pereda demam, penerang penglihatan, penurun tekanan darah tinggi, mengatasi diabetes mellitus, memperbanyak air susu ibu (ASI), mengatasi gangguan pencernaan, kolesterol tinggi, sakit kulit, kaki gajah, sakit kepala, batuk, demam, dan malaria. Daunnya digunakan sebagai pakan ulat sutera untuk keperluan industri tekstil. Padahal buah murbei berpotensi juga sebagai antioksi dan, dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL serta menurunkan kadar kolesterol LDL yang menjadi salah satu penyebab penyakit jantung koroner. 
Dari data yang diperoleh dari stek tanaman murbei ternyata tanaman murbei pada bagian pangkalnya tumbuh akar, dan pada bagian tengah batangnya ditumbuhi tunas. Alasannya sama dengan mawar yang dijelaskan di atas. Pada pucuk lebih jarang ditumbuhi daun karena pada pucuk kandungan karbohidratnya lebih sedikit sehingga pertumbuhannya lebih sulit.   


F.     Kesimpulan dan Saran
1.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
a.    Pebanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan metode stek (memanfaatkan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi, dan akar) untuk menghasilkan tanaman yang baru yang sifatnya sama dengan tanaman induknya didalam pelaksanaannya tidak memerlukan teknis yang khusus karena pada umumnya stek ini mudah dilakukan dan.
b.    Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) dalam pertumbuhan tanaman stek yaitu dapat membantu pembentukan kalus dan terjadi pembentukan akar.
c.   Tanaman yang dapat dilakukan pembiakan dengan stek adalah mawar dan murbei, sedangkan tanaman melati tidak dapat dilakukan pembiakan dengan stek.

2.     Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menyarankan :
a.     Diharapkan praktikan lebih teratur dalam penyiraman dan perawatan tanaman.
b.     Selalu amati setiap perkembangan tanaman.





DAFTAR PUSTAKA
Effendi, S. 1985. Stek dan cara perawatannya. Yasaguna. Jakarta.
Najiati, S. 1995. Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Swadaya Jakarta.
Winners. 1975. Pengantar Dasar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Anonim, 2008. Pupuk Daun. http://journalvertise.blogspot.com/2008/06/pupuk-daun.html. Diakses pada hari Kamis tanggal 7 Juni 2012 pada pukul 13.30 WIB.





2 komentar: