Sabtu, 07 Desember 2013

Kunjungan B2P2TO-OT

E.    Kunjungan Lapang
1.     B2P2TO-OT
a.      Sejarah B2P2TO-OT
B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional), Badan Litbang Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, pada awalnya, tahun 1948 berupa rintisan koleksi tanaman obat Hortus Medicus Tawangmangu. Pada tahun 1978, Hortus Medicus berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) yang khusus bagian penelitian tanaman obat. Seiring berjalannya waktu BPTO berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional atau yang lebih di kenal B2P2TO-OT pada tahun 2006, dan telah dibuka laboratorium herbal dengan diagnosa secara konvensional dari seorang dokter.
B2P2TO-OT memiliki areal kebun seluas 3 Ha yang dirintis sejak tahun 1948. Tempat ini digunakan untuk koleksi, pelestarian dan semi produksi, baik tanaman dalam negeri maupun dari luar negeri. Berada di areal seluas 13 Ha yang terletak di ketinggian 1700-1800 mdpl yang berlokasi di lereng gunung lawu, ini merupakan lokasi yang sesuai untuk pengembangan tanaman obat dataran tinggi dan tanaman obat spesifik local Gunung Lawu. Visi dari Balai Litbang ini adalah masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat. Sedangkan untuk misinya yaitu Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional, Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan tanaman tradisional,  Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional. Motto dari B2P2TO-OT adalah Ramah, Informatif dan Terpercaya. Sedangkan janji pelayanan adalah memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat dan profesional.
Besarnya kemauan masyarakat untuk memanfaatkan tanaman obat herbal dalam usaha meningkatkan kesehatannya memiliki prospek yang sangat bagus, karena sebagian besar masyarakat sudah mengetahui khasiat dari obat tradisional. Beralihnya masyarakat dari menggunakan obat kimia ke obat tradisional ini disebabakan karena penggunaan obat kimia berdampak pada kesehatan jangka panjang. Seharusnya masyarakat bisa sadar dan mengerti betapa pentingnya kesehatan demi kelangsungan hidup, maka kita sebagai masyarakat terutama kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa menghargai Adat dan Budaya yang dimiliki terutama pada pertanian khususnya pada tanaman obat-obatan yang sudah terbukti memberikan dampak positif bagi kesehatan maupun yang lainnya. Selain di Indonesia prospek tanaman tradisional dan obat herbal sudah merambah pasaran luar negeri, ini merupakan prospek yang bagus bagi masyarakat Indonesia khususnya untuk melanjutkan dan mengembangkan bidang pertanian pada tanaman tradicional dan obat herbal tersebut.  
B2P2TO-OT mempunyai unit pengembangan dalam memajukan tanaman obat yaitu terdiri dari laboratorium dan instalansi antara lain Instalasi Benih dan Pembibitan  Tanaman Obat, Instalasi Adaptasi dan Pelestarian, Instalasi Pasca Panen, Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Laboratorium Hama dan Penyakit, Laboratorium Galenika, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Kultur Jaringan dan Mikrobiologi, Laboratorium Eksperimental dan Laboratorium Bioteknologi. Selain itu B2P2TO-OT memiliki klinik Saintifikasi jamu dan griya jamu, dalam mengembangkannya.
B2P2TO-OT Tawangmangu memiliki 1000 jenis koleksi tanaman obat dari berbagai wilayah dari seluruh Indonesia. Berikut ini adalah beberapa contoh dari tanaman obat beserta khasiatnya yang ada di BPTO:
a.       Sambiloto (Androgrophis paniculoto Mess), berkhasiat sebagai obat demam.
b.       Sambung nyawa (Gynura procumbens Back) yang berguna untuk anti tumor yaitu pada bagian daunnya (folium).
c.       Buah merah (Pandanus conodaius L.) yang berkhasiat untuk menambah stamina.
d.       Bunga kecing (Gomphrena globosa L,) yang berhasiat untuk menambah nafsu makan.
e.       Jeruk kates (Atalantia trimeraoliv) berkhasiat sebagai obat pening,
f.        Lidah buaya (Aloe vera L.) berkhasiat sebagai cosmetik.
g.       Sirih (Piper bettleL.) berkhasiat dalam mengatasi hidung berdarah.
h.       Jeruk nipis (Aurantifolia swingle) berkhasiat dalam penurun panas.
i.        Sente (Alocasia macrorrhiza Shoot) berkhasiat sebagai expectorant.
j.        Krokot hias (Portalacea grandiflora) sebagai penyembuh panas dalam.
k.       Entong (Opuntia elatior Mill) berkhasiat sebagai obat bisul dan luka bakar.
l.        Kayu putih (Melaleuca leucadendro L.) berkhasiat sebagai obat masuk angin.
Tanaman obat juga dapat diserang oleh hama dan penyebab penyakit serta gulma. Untuk hama yang sering menyerang tanaman obat adalah ulat, tungau, belalang, dan jenis serangga lainnya. Selain hama yang menyerang bagian tanaman, virus juga sering menyerang tanaman yang mengakibatkan bercak hitam daun dan bintil pada akar.
Untuk penyakit yang sering ditemukan dalam tanaman obat adalah penyakitpanyakit puru pada akar, bercak hitam pada daun, jamur upas (upasia salmonicolor atau corticum salmonicolor) dan kanker batang serta gulma. Agar hasil produksi tetap memiliki kualitas dan kuantitas yang baik, maka penyakit tersebut perlu adanya penanggulangan yaitu, karena semua tanaman ini untuk dikonsumsi jadi hampir semua tidak menggunakan pestisida kimiawi. Cara penangulangan yang tepat untuk ulat yaitu dengan mekanis dengan membunuh setiap larva atau kupu-kupu yang dijumpai selain itu mengunakan pestisida alami yang terbuat dari sari bawang putih atau sari sirih. Dalam membasmi jamur upas yaitu dengan cara pemotongan tanaman yang terkena penyakit atau rotasi tanaman dan jika sangat parah disemprot mengunakan fungisida, sedangan pengendalian gulma yaitu dengan cara mekanis sekaligus upaya penggemburan tanah.
b.      Kegiatan  Kunjungan
Dalam kunjungan lapang ke B2P2TO-OT banyak mendapatkan ilmu mengenai berbagai macam jenis tanaman obat beserta khasiatnya, mengetahui cara budidayanya serta mengetahui cara pengendalian tanaman obat. Selain itu dapat juga mengetahui prospek ke depan tentang tanaman obat di Indonesia.
Di sana kita mengetahui cara-cara memproduksi tanaman obat yang sesuai dengan prosedur, cara penyimpanan, penjemuran, pengolahannya, sampai proses produksinya dan menambah pengalaman dalam bidang pertanian khususnya untuk tanaman obat yang sekarang mungkin kurang banyak atau sedikit orang-orang yang mengetahui, karena kebanyakan masyarakat beralih kepada obat-obatan kimia dibanding obat-obat tradisional seperti tanaman obat ini.
2.     Balai Benih Hortikultura
a.      Sejarah Balai Benih Hortikultura
Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu didirikan sejak zaman penjajahan Belanda tahun 1927 yang merupakan kebun dataran tinggi yang membudidayakan tanaman sayuran, tanaman hias dan tanaman buah yang sedang dikembangkan saat ini. Status tanaman adalah milik Mangkunegaran dan diurusi oleh pegawai Mangkunegaran dengan nama Kismousaha. Setelah Indonesia merdeka dan negara berbentuk Republik, nama tersebut diganti dengan nama Jawatan Usaha Tanah dan masih dikelola oleh Mangkunegaran.
Periode tahun 1982 sampai 1983 kebun hortikultura Tawangmangu dikuasai oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan nama Perusda (Perusahaan Daerah) yang dalam hal ini penguasaannya diurusi oleh PPT (Perusahaan Pariwisata Tawangmangu). Dinas Pertanian Tanaman Pangan hanya mempunyai wewenang hak sewa. Hal ini dirasakan terlalu berat oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan sehingga berusaha untuk dapat mengelola kebun dengan hak milik. Pada tanggal 10 September 1987, usaha pengelolaan kebun dengan hak milik berhasil merubah status kebun menjadi bersertifikat dengan nomor sertifikat 318/Twn/1987.
Balai benih hortikultura dipimpin oleh Bapak Tri Wahyono sejak tahun 2004. Fungsinya memproduksi benih hortikultura. Luas lahannya sekitar 16 hektar. Prospek pengembangan benih hortikultura sangatlah luas, karena tidak bisa dipungkiri semua orang yang akan membudidayakan suatu tanaman pasti membutuhkan benih. Sedangkan benih di Indonesia masih terpakai 30% saja. Tanaman yang sedang dikembangkan adalah tomat, jagung, brokoli kubis, bunga kol, dll.
b.     Kegiatan  Kunjungan
Dalam kunjungan lapang ke Balai Benih Hortikultura banyak mendapatkan ilmu mengenai berbagai macam jenis tanaman. Tanaman konsumsi yang sedang dibudidayakan adalah bawang putih dan kentang. Pada bulan April-Mei dilakukan penanaman kentang. Anggaran didapatkan dari APBN. Lahan dan benih harus lolos uji sertifikasi, nematodanya harus 0,0. Pengawasan oleh lembaga dilakukan pada hari ke 30, 60 dan 70 untuk tanaman bawang putih, karena ini merupakan tempat pembenihan, jadi pemberian pestisida kimi dilakkan secara maksimal dan tidak tanggung2 agar benih yang ditanamn dapat memberikan hasil yang baik. Penyemprotan pestisida dilakukan pada pagi hari.
Pada saat kunjungan, tanaman tomat yang sedang berbunga akan dikawinkan dengan sejenisnya dengan bantuan manusia dan tidak boleh disentuh dulu, karena sedang proses perkawinan. Tujuan dari perkawinan bunga tersebut agar supaya buah tomat yang dihasilkan lebih banyak. Tanaman tomat tersebut ditanam di dalam green house. Untuk mengatasi adanya hama yang menyerang, tanaman tomat tersebut di setiap deret/bedeng tanaman tomat teerdapat 1 macam alat berupa kertas berwarna kuning yaitu perangkap.
Fungisida yang digunakan adalah ridomil, daconil, ditahan (kontak), rubigan (sistemik). Insektisisda = konfidor, proklame dan spontan (sistemik). Perangkap serangga menggunakan IATP ( Insect avest trap pest) didatangkan langsung dari China. Menarik serangga hama, kertasnya mencolok sehingga hamanya tertarik, karena kebanyakan dari hama tertarik dengan sesuatu warnanya terang seperti sinar lampu, ada sejenis perekat lemnya. Misalnya : kupu putih dan ada beberapa serangga lain yg blm diketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar