E.
Kunjungan Lapang
1. B2P2TO-OT
a. Sejarah B2P2TO-OT
B2P2TO-OT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional), Badan Litbang Kesehatan, Kementrian
Kesehatan RI, pada awalnya, tahun 1948 berupa rintisan koleksi tanaman obat
Hortus Medicus Tawangmangu. Pada tahun 1978, Hortus Medicus berubah menjadi
Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) yang khusus bagian penelitian tanaman
obat. Seiring berjalannya waktu BPTO berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional atau yang lebih di kenal
B2P2TO-OT pada tahun 2006, dan telah dibuka laboratorium herbal dengan diagnosa
secara konvensional dari seorang dokter.
B2P2TO-OT memiliki areal kebun seluas 3 Ha yang dirintis sejak tahun 1948.
Tempat ini digunakan untuk koleksi, pelestarian dan semi produksi, baik tanaman
dalam negeri maupun dari luar negeri. Berada di areal seluas 13 Ha yang
terletak di ketinggian 1700-1800 mdpl yang berlokasi di lereng gunung lawu, ini
merupakan lokasi yang sesuai untuk pengembangan tanaman obat dataran tinggi dan
tanaman obat spesifik local Gunung Lawu. Visi dari Balai Litbang ini adalah
masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat. Sedangkan untuk misinya
yaitu Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional,
Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan tanaman tradisional, Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang
tanaman obat dan obat tradisional. Motto dari B2P2TO-OT adalah Ramah,
Informatif dan Terpercaya. Sedangkan janji pelayanan adalah memberikan pelayanan
yang cepat, tepat, akurat dan profesional.
Besarnya kemauan
masyarakat untuk memanfaatkan tanaman obat herbal dalam usaha meningkatkan
kesehatannya memiliki prospek yang sangat bagus, karena sebagian besar
masyarakat sudah mengetahui khasiat dari obat tradisional. Beralihnya
masyarakat dari menggunakan obat kimia ke obat tradisional ini disebabakan
karena penggunaan obat kimia berdampak pada kesehatan jangka panjang.
Seharusnya masyarakat bisa sadar dan mengerti betapa pentingnya kesehatan demi
kelangsungan hidup, maka kita sebagai masyarakat terutama kita sebagai
masyarakat Indonesia harus bisa menghargai Adat dan Budaya yang dimiliki
terutama pada pertanian khususnya pada tanaman obat-obatan yang sudah terbukti
memberikan dampak positif bagi kesehatan maupun yang lainnya. Selain di
Indonesia prospek tanaman tradisional dan obat herbal sudah merambah pasaran
luar negeri, ini merupakan prospek yang bagus bagi masyarakat Indonesia
khususnya untuk melanjutkan dan mengembangkan bidang pertanian pada tanaman tradicional
dan obat herbal tersebut.
B2P2TO-OT mempunyai unit pengembangan dalam memajukan tanaman obat yaitu
terdiri dari laboratorium dan instalansi antara lain Instalasi Benih dan
Pembibitan Tanaman Obat, Instalasi
Adaptasi dan Pelestarian, Instalasi Pasca Panen, Laboratorium Sistematika
Tumbuhan, Laboratorium Hama dan Penyakit, Laboratorium Galenika, Laboratorium
Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Kultur Jaringan dan Mikrobiologi,
Laboratorium Eksperimental dan Laboratorium Bioteknologi. Selain itu B2P2TO-OT
memiliki klinik Saintifikasi jamu dan griya jamu, dalam mengembangkannya.
B2P2TO-OT Tawangmangu memiliki 1000 jenis koleksi tanaman obat dari berbagai
wilayah dari seluruh Indonesia. Berikut ini adalah beberapa contoh dari tanaman
obat beserta khasiatnya yang ada di BPTO:
a.
Sambiloto (Androgrophis
paniculoto Mess), berkhasiat sebagai obat demam.
b.
Sambung nyawa (Gynura
procumbens Back) yang berguna untuk anti tumor yaitu pada bagian daunnya
(folium).
c.
Buah merah (Pandanus
conodaius L.) yang berkhasiat untuk menambah stamina.
d.
Bunga kecing (Gomphrena
globosa L,) yang berhasiat untuk menambah nafsu makan.
e.
Jeruk kates (Atalantia
trimeraoliv) berkhasiat sebagai obat pening,
f.
Lidah buaya (Aloe
vera L.) berkhasiat sebagai cosmetik.
g.
Sirih (Piper
bettleL.) berkhasiat dalam mengatasi hidung berdarah.
h.
Jeruk nipis (Aurantifolia
swingle) berkhasiat dalam penurun panas.
i.
Sente (Alocasia
macrorrhiza Shoot) berkhasiat sebagai expectorant.
j.
Krokot hias (Portalacea grandiflora) sebagai
penyembuh panas dalam.
k.
Entong (Opuntia
elatior Mill) berkhasiat sebagai obat bisul dan luka bakar.
l.
Kayu putih (Melaleuca
leucadendro L.) berkhasiat sebagai obat masuk angin.
Tanaman obat
juga dapat diserang oleh hama dan penyebab penyakit serta gulma. Untuk hama
yang sering menyerang tanaman obat adalah ulat, tungau, belalang, dan jenis
serangga lainnya. Selain hama yang menyerang bagian tanaman, virus juga
sering menyerang tanaman yang mengakibatkan bercak hitam daun dan bintil pada
akar.
Untuk penyakit yang sering ditemukan dalam tanaman obat adalah penyakitpanyakit
puru pada akar, bercak hitam pada daun, jamur upas (upasia salmonicolor atau corticum
salmonicolor) dan kanker batang serta gulma. Agar hasil produksi tetap memiliki kualitas dan
kuantitas yang baik, maka penyakit tersebut perlu adanya penanggulangan yaitu,
karena semua tanaman ini untuk dikonsumsi jadi hampir semua tidak menggunakan
pestisida kimiawi. Cara penangulangan yang tepat untuk ulat yaitu dengan
mekanis dengan membunuh setiap larva atau kupu-kupu yang dijumpai selain itu
mengunakan pestisida alami yang terbuat dari sari bawang putih atau sari sirih.
Dalam membasmi jamur upas yaitu dengan cara pemotongan tanaman yang terkena
penyakit atau rotasi tanaman dan jika sangat parah disemprot mengunakan
fungisida, sedangan pengendalian gulma yaitu dengan cara mekanis sekaligus
upaya penggemburan tanah.
b. Kegiatan Kunjungan
Dalam kunjungan lapang ke B2P2TO-OT banyak mendapatkan
ilmu mengenai berbagai macam jenis tanaman obat beserta khasiatnya, mengetahui
cara budidayanya serta mengetahui cara pengendalian tanaman obat. Selain itu
dapat juga mengetahui prospek ke depan tentang tanaman obat di Indonesia.
Di sana kita mengetahui cara-cara memproduksi tanaman
obat yang sesuai dengan prosedur, cara penyimpanan, penjemuran, pengolahannya,
sampai proses produksinya dan menambah pengalaman dalam bidang pertanian
khususnya untuk tanaman obat yang sekarang mungkin kurang banyak atau sedikit
orang-orang yang mengetahui, karena kebanyakan masyarakat beralih kepada
obat-obatan kimia dibanding obat-obat tradisional seperti tanaman obat ini.
2. Balai Benih Hortikultura
a. Sejarah Balai Benih Hortikultura
Kebun
Benih Hortikultura Tawangmangu didirikan sejak zaman penjajahan Belanda tahun
1927 yang merupakan kebun dataran tinggi yang membudidayakan tanaman sayuran,
tanaman hias dan tanaman buah yang sedang dikembangkan saat ini. Status tanaman
adalah milik Mangkunegaran dan diurusi oleh pegawai Mangkunegaran dengan nama
Kismousaha. Setelah Indonesia merdeka dan negara berbentuk Republik, nama
tersebut diganti dengan nama Jawatan Usaha Tanah dan masih dikelola oleh
Mangkunegaran.
Periode
tahun 1982 sampai 1983 kebun hortikultura Tawangmangu dikuasai oleh Pemerintah
Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan nama Perusda (Perusahaan Daerah) yang dalam
hal ini penguasaannya diurusi oleh PPT (Perusahaan Pariwisata Tawangmangu). Dinas
Pertanian Tanaman Pangan hanya mempunyai wewenang hak sewa. Hal ini dirasakan
terlalu berat oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan sehingga berusaha untuk dapat
mengelola kebun dengan hak milik. Pada tanggal 10 September 1987, usaha
pengelolaan kebun dengan hak milik berhasil merubah status kebun menjadi
bersertifikat dengan nomor sertifikat 318/Twn/1987.
Balai
benih hortikultura dipimpin oleh Bapak Tri Wahyono sejak tahun 2004. Fungsinya
memproduksi benih hortikultura. Luas lahannya sekitar 16 hektar. Prospek
pengembangan benih hortikultura sangatlah luas, karena tidak bisa dipungkiri
semua orang yang akan membudidayakan suatu tanaman pasti membutuhkan benih.
Sedangkan benih di Indonesia masih terpakai 30% saja. Tanaman yang sedang
dikembangkan adalah tomat, jagung, brokoli kubis, bunga kol, dll.
b. Kegiatan Kunjungan
Dalam kunjungan lapang ke Balai Benih Hortikultura banyak
mendapatkan ilmu mengenai berbagai macam jenis tanaman. Tanaman konsumsi yang sedang
dibudidayakan adalah bawang putih dan kentang. Pada bulan April-Mei dilakukan
penanaman kentang. Anggaran didapatkan dari APBN. Lahan dan benih harus lolos
uji sertifikasi, nematodanya harus 0,0. Pengawasan oleh lembaga dilakukan pada
hari ke 30, 60 dan 70 untuk tanaman bawang putih, karena ini merupakan tempat
pembenihan, jadi pemberian pestisida kimi dilakkan secara maksimal dan tidak
tanggung2 agar benih yang ditanamn dapat memberikan hasil yang baik.
Penyemprotan pestisida dilakukan pada pagi hari.
Pada
saat kunjungan, tanaman tomat yang sedang berbunga akan dikawinkan dengan
sejenisnya dengan bantuan manusia dan tidak boleh disentuh dulu, karena sedang
proses perkawinan. Tujuan dari perkawinan bunga tersebut agar supaya buah tomat
yang dihasilkan lebih banyak. Tanaman tomat tersebut ditanam di dalam green
house. Untuk mengatasi adanya hama yang menyerang, tanaman tomat tersebut di
setiap deret/bedeng tanaman tomat teerdapat 1 macam alat berupa kertas berwarna
kuning yaitu perangkap.
Fungisida
yang digunakan adalah ridomil, daconil, ditahan (kontak), rubigan (sistemik). Insektisisda
= konfidor, proklame dan spontan (sistemik). Perangkap serangga menggunakan
IATP ( Insect avest trap pest) didatangkan langsung dari China. Menarik
serangga hama, kertasnya mencolok sehingga hamanya tertarik, karena kebanyakan
dari hama tertarik dengan sesuatu warnanya terang seperti sinar lampu, ada
sejenis perekat lemnya. Misalnya : kupu putih dan ada beberapa serangga lain yg
blm diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar