ACARA II
BUDIDAYA
TANAMAN
A.
Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Kegiatan
budidaya tanaman pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling awal
dikenal oleh peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Sejalan
dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang
menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem
yang canggih. Berbagai teknologi budidaya dikembangkan guna mencapai
produktivitas yang diinginkan.
Kebutuhan
akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak ada habisnya.
Kekurangan pangan seolah-olah sudah menjadi persoalan kompleks bagi manusia.
Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam merupakan kebudayaan
manusia yang paling tua. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan
bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya
tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan.
Budidaya
tanaman ini untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan persiapan lahan
untuk media tanam yang baik, pemilihan benih yang baik melalui uji fisik,
penanaman dengan memperhatikan jarak tanam, pemeliharaan terhadap tanaman
dengan melalukan penyiraman, penyiangan, pendangiran dan pengendalian hama,
gulma dan penyakit serta yang terakhir adalah pemanenan dengan kriteria tanaman
yang sudah masak. Sedangkan perlakuan yang juga penting adalah harus
tersedianya makanan dan nutrisi yang cukup seperti perlakuan pemupukan.
Pemupukan dengan pupuk organik untuk menambah hara dalam tanah seperti Urea,
Sp36 dan KCL. Pupuk organik yang biasanya digunakan adalah pupuk kandang.
Selain dipupuk dengan pupuk kandang, pemberian pupuk harus sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pemilihan
varietas tanaman serta kondisi lingkungan serta tanah yang baik dan mendukung
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Faktor yang harus diperhatikan adalah
faktor abiotik dan biotik. Lingkungan tumbuh tanaman dapat digolongkan ke dalam
lingkungan abiotik berupa tanah atau medium/substrat lainnya dan iklim atau
cuaca dan lingkungan biotik berupa makhluk hidup lainnya. Tanah atau
medium/substrat merupakan pemasok hara dan air yang diperlukan tanaman selain
sebagai tempat hidup komponen biotik, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Iklim terdiri dari unsur/unsur seperti udara, angin, suhu, kelembaban udara,
cahaya matahari, dan hujan. Lingkungan biotik meliputi hama, penyakit dan gulma
yang merugikan dan makhluk lainnya yang menguntungkan tanaman.
2. Tujuan
Praktikum
Praktikum acara
Budidaya Tanaman bertujuan untuk mengenal, mempelajari dan memberikan
ketrampilan kepada mahasiswa tentang teknik-teknik budidaya komoditas
hortikultura.
B.
Tinjauan
Pustaka
Kangkung darat (Ipomoea reptana) dapat ditanam di
dataran rendah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran
daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna
hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan
tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: Kangkung darat yaitu
hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan Kangkung air yaitu hidup di
tempat yang berair dan basah (Dasista 2010).
Pada musim
hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan
subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian,
kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat
tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung
membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat
yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi)
tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau
yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas
daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen (Anonim 2009).
Kangkung
tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut
juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan
bagian negara Afrika.
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Dimas 2009).
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Dimas 2009).
Tanaman kangkung cepat
memberikan hasil dalam 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung dapat dipanen optimal 8-10
kali per musim. Tanaman ini dapat tumbuh optimal di daerah tropik dataran
rendah dengan kondisi temperatur yang tinggi dan tetap serta penyinaran
matahari yang rendah. Rata-rata suhu pertumbuhan optimal adalah 20oC-32oC dengan kelembaban lebih
dari 60%. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi kurang
lebih 2000 m dpl dan diutamakan lokasi lahannya terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi atau ternaungi tanaman kangkung
akan tumbuh memanjang namun kurus-kurus
(Balai Penelitian 2008).
Persyaratan tanah yang paling ideal untuk tanaman
kangkung sangat tergantung kepada jenis varietasnya, yakni: kangkung air
membutuhkan tanah yang banyak mengandung air dan lumpur, misalnya rawa-rawa,
persawahan atau di kolam-kolam. Pada tanah yang kurang air tanaman kangkung air
pertumbuhannya akan kerdil, lambat dan rasanya menjadi liat (keras). Sedangkan
kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik dan tidak mudah menggenang. Pada tanah yang becek, akar-akar dan batang
tanaman kangkung darat mudah membusuk dan mati. Tumbuh optimum
pada tanah yang memiliki pH 5,6-6,5 (Susilo 2006).
C.
Metodelogi
Praktikum
1. Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
acara Budidaya Tanaman dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2012 dan panen pada hari Selasa, 11 Desember 2012 di
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat
a. cangkul
b. cetok
c. paranet
d. gembor
e. alat
tulis
f. kertas
g. patok
h. tali
raffia
3. Bahan
a. benih
kangkung darat
b. pupuk
kandang
c. pupuk
NPK
4.
Cara kerja
a. Persiapan
Lahan
1)
Mengolah tanah
dengan cangkul, sehingga tanah menjadi gembur
2)
Membuat
petakan/bedengan yang diberi papan nama
3)
Menabur pupuk
kandang sebagai pupuk dasar
b. Pemilihan
dan Perhitungan Kebutuhan Benih
1)
Memilih benih
kangkung yang baik untuk ditanam, dengan memilih benih yang bersertifikat
2)
Memilih benih
yang berkualitas (penampakan fisik baik tidak cacat)
c. Penanaman
1)
Membuat lubang
tanam sedalam 2 cm
2)
Menanam benih kangkung
darat ada lubang yang tersedia, kemudian menutup dengan tanah
3)
Mengatur jarak
tanam 20 x 40 cm (menyesuaikan ukuran petakan)
4)
Melakukan
pemangkasan pucuk pada minggu ke-3 setelah tanam
d. Pemeliharaan
1)
Menyirami
tanaman setiap sore hari, setelah 1 minggu bila tanaman telah hidup melakukan
penyiraman bila tanah dalam keadaan kering
2)
Melakukan
penyiangan dan pendagiran dengan cangkul atau cetok untuk membersihkan gulma
dan menggemburkan tanah
3)
Melakukan
pengendalian pengganggu tanaman (hama/penyakit) secara mekanik bila diperlukan
e. Pemanenan
Melakukan
pemanenan bila tanaman telah memasuki criteria masak atau telah mencapai umur
panen
D.
Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Budidaya
Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk)
Kelompok
|
Tanggal Panen
|
Berat Total
Panen (Kg)
|
1
|
11 Desember
2012
|
0,75
|
2
|
11 Desember
2012
|
1,00
|
3
|
11 Desember
2012
|
3,60
|
4
|
11 Desember
2012
|
4,50
|
5
|
11 Desember
2012
|
2,20
|
6
|
11 Desember
2012
|
3,20
|
7
|
11 Desember
2012
|
0,90
|
8
|
11 Desember
2012
|
3,30
|
9
|
11 Desember
2012
|
1,20
|
Total
|
|
20,65
|
Sumber : Laporan
Sementara
2. Pembahasan
Kangkung
darat (Ipomoea reptana) dapat ditanam
di dataran rendah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran
daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna
hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan
tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat,
hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat
yang berair dan basah (Dasista 2010).
Kangkung tergolong sayur yang sangat
populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water
convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke
Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Dimas 2009).
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Dimas 2009).
Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur
tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar dan fauna, apabila
pengolahan tanah terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Untuk
mengatasi pengaruh buruk pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara
pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil erosi. Cara yang dimaksud
adalah tanah yang ditanami tidak diolah, tidak semua permukaan tanah diolah,
pengolahan kontur dan pengolahan tanah dilakukan memotong lereng
(Direktorat Hortikltura 2006).
Pengaturan jarak tanam
yang tepat bagi tanaman dapat memberikan peluang yang sebesar – besarnya bagi
tanaman untuk dapat memanfaatkan sumber daya lingkungan secara maksimal, baik
berupa lingkungan tanah, air maupun iklim. Lingkungan tanah merupakan sumber
nutrisi dan air bagi tanaman. Sedangkan lingkungan iklim yang penting antara
lain radiasi surya, suhu, dan kelembaban. Interaksi antara tanaman dengan
faktor lingkungan akan memberikan gambaran terhadap perkembangan dan hasil
tanaman (Suminarti 2000)
Benih yang baik harus memenuhi syrat
sebagai berikut: benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat, benih harus
bebas hama dan penyakit, benih harus murni, benih diambil dari yang unggul atau
stek yang sehat mempunyai daya kecambah 80%, benih yang baik akan tenggelam
apabila direndam dalam air, dan benih tidak keriput dan mengkilat dengan warna
normal (Seiriam 2001).
Pemangkasan produksi dilakukan dengan memangkas
cabang untuk merangsang terbentuknya tunas vegetatif-generatif sehingga bidang
percabangan lebih luas dan memungkinkan untuk meningkatkan produksi.
Pemangkasan berpengaruh nyata terhadap tunas tumbuh perpucuk
(Hidayat 2005).
Panen dilakukan sore hari, dengan ciri batang besar
dan berdaun lebar. Panen pertama dapat dilakukan pada hari ke-12 dengan panjang
batang kira-kira 20-25 cm atau ketika berumur 27 hari. Cara memanen menggunakan
alat pemotong, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas
permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Dapat pula dilakukan dengan
cara mencabutnya sampai akar. Selama panen, lahan harus tetap lembab. Panen
dilakukan 2-3 minggu sekali, setelah 5-11 kali panen produksi panen akan
menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif
(Suprapto 1986).
Teknik budidaya tanaman kangkung
pada saat praktikum dimulai dari pengolahan tanah, yaitu tanah yang akan
ditanami digemburkan terlebih dahulu, setelah itu dibuat bedengan dan diberi
pupuk kandang agar dapat digunakan untuk membedakan antara tanah yang ditanami
dengan tanah yang tidak ditanami selain itu agar struktur tanah baik. Tahap
selanjutnya adalah penanaman dengan kedalaman lubang 2 cm sebanyak 40 lubang
dengan biji masing-masing sebanyak 5 biji kangkung kemudian menutupnya dengan
tanah dan menyiramnya dengan air. Pemeliharan dilakukan setiap hari yaitu
dengan cara disiram setiap sore atau pagi hari apabila tanah dalam keadaan
kering juga dilakukan pemupukan sebelum panen. Panen dilakukan saat tanaman
kangkung telah memasuki kriteria masak.
E. Kesimpulan dan
Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum Budidaya Tanaman dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Pengaturan
jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian merupakan salah satu cara yang
berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Makin rapat jarak tanam
menyebabkan lebih banyak tanaman yang tidak berbuah.
b. Hasil
kangkung kelompok ada 3,3 kg sedangkan hasil kangkung total ada 20,65 kg.
c. Budidaya
tanaman kangkung dengan biji.
2. Saran
Berdasarkan
hasil praktikum Budidaya Tanaman dapat diberikan saran sebagai berikut :
a. Sebaiknya
praktikan lebih perhatian terhadap tanaman yang ditanam, agar hasil tanaman
tersebut berkualitas, tidak hanya mengandalkan faktor alam saja.
b. Lahan percobaan sebaiknya perlu
dilakukan sistem bera untuk mendapatkan lahan yang optimum.
c. Diperlukan pelatihan pengendalian
hama dan penyakit yang terpadu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2008. Inovasi Teknologi Pertanian: Seperempat Abad
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Oleh Indonesia. Jakarta: Departemen
Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1998 Catatan: vol. 2
Dasista 2010.
Cara Menanam Kangkung Darat. http://dasistalovers.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 18 Desember pada pukul 11.04 WIB
Dimas 2009. Budidaya
Kangkung. http://dimasadityaperdana.
blogspot. com/ 2009/06/ budidaya- kangkung. html. Diakses Pada tanggal 1
April 2011.
Direktorat Jendral Hortikultura 2006. Buku Tahunan
Hortikultura Seri Tanaman Sayuran. Departemen Pertanian.
Hidayat, Ramdan
2005. “Pengaruh Pemangkasan Produksi dan Kombinasi Dosisi Pupuk Buatan terhadap
Pertumbuahan dan Pembungaan Tanaman Mangga CV. Arumanis”. Jurnal Penelitian Agronomi. Vol.7, No.1, Januari-April. UNS.
Surakarta.
Seiriam 2001.
Budidaya Tanaman Pangan. http://www.niagapusri.co.id.
Diakses pada tanggal 17 Desember 2011
Suminarti
2000. Teknik Budidaya Pertanian. Jurnal Kementrian Negara Riset dan Teknologi.
Tanggal 27 Desember 2003. Jakarta
Suprapto, HS
1986. Bertanam Kangkung. Jakarta. Penebar Swadaya
Susilo, A.D 2006. Panduan
Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor. Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, IPB.
Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar